CERITA SEKS TERBARU KU ENTOT PEMBANTUKU SAAT RUMAH LAGI SEPI
Gila Seks Terkini - Siang abu-abu saat itu. Saya kesal karena pertemuan BEM di kampus yang tidak menemukan hasilnya. Saya kesal, karena semuanya tidak kuat dengan pendapat dan opini masing-masing. Terkadang BEM seperti di Senayan saja.
Saya pulang dengan menggunakan motor kesayangan saya. Motor yang telah saya nendin sebagai mahasiswa di kota ini. Perkenalkan saya Andra, seorang mahasiswa teknik semester 5 di sebuah universitas negeri di kotaku. Jika perawakannya, saya terus terang sering terlihat seperti tantowi yahya tantowi. Tinggi rata-rata 170 cm, tapi agak padat.
Saya aktif di organisasi BEM sejak awal semester 4 ini. Saya pikir ada baiknya menjadi kepala BEM. Tapi itu tidak sebagus yang saya bayangkan. Ceramah saya jadi terbengkalai, bagaimana hasil semester ini.
Kami baru memulai ceritanya. Cerita ini adalah cerita yang saya anggap kebetulan. Saya tidak berpikir semua ini akan terjadi.
Setelah pertemuan BEM saya langsung pulang ke rumah saya. Rumah bibiku lebih tepat. Saya tinggal di sana karena tidak ada yang mendiami rumah. Bibi dan keluarganya telah pindah ke Amerika mengikuti om yang bekerja sebagai supervisor di salah satu perusahaan pertambangan emas terbesar di dunia. Rumah itu sangat besar, saya tinggal di sini bersama bibi perempuan yang bertanggung jawab untuk membersihkan rumah.
Sesampainya di rumah, perasaanku sudah sangat mengerikan. Saya pikir darah saya tinggi. Dizzy memang, mataku kabur sampai aku pingsan di bawah tangga ke lantai 2 dimana kamarku berada.
Tidak tahu berapa lama aku tidak sadarkan diri. Yang saya tahu saat menyadari bahwa saya berada di sofa ruang tamu Yuni mbak.
"Andra sudah menyadarinya .." Yuni mbak menyalip kebuyar saya.
"Ehh ... mbak Yuni, aku pingsan yah nah Maaf mengganggu mbak, aku emang lagi ga bagus .."
"Ahh ,, ga ada yang lain den. Emang den Andra kenapa ?? kok ada semua pingsang ??"
"Ga tau lah mbak, saya rasa darah tinggi saya kambuh lagi karena pertemuan tadi."
"Andra ada di sana, masih ada anak muda yang sudah terkena darah tinggi."
"Hahah ... mau nanya lagi mbak, kata dokter emang begitu. Ya ya, aku mau naik dulu, mau istirahat."
"Jangan lupa makan dulu, mbak sudah masak tuh, mau makan d di bawah atau di atas ??"
"Diatas aja kalo jadi mbak"
Percakapan kami berlalu saat aku berjalan ke kamarku. Mbak Yuni adalah seorang janda muda dengan satu anak. Anaknya tinggal di kampung halamannya bersama keluarganya. Sebenarnya dia cantik, wajahnya cantik, kulitnya sudah rapi. Mungkin karena di rumah tidak terlalu banyak pekerjaan dia bisa merawat tubuhnya. Yang paling menarik adalah tubuhnya yang sangat, sangat proporsional. Payudaranya tetep kenceng meski punya satu anak dan pinggul padet berisi. Bisa dikatakan dia rindu pembantu, heheh.
Sesampainya di kamar, saya langsung mandi. Meski ada air panas, tapi saya paling malas mandi dengan air panas, karena tidak ada kesegaran. Setelah mandi aku berbaring di tempat tidur favoritku dengan handuk. Belum lama ini Ibu Yuni membawa cokelat hangat dan susu susu favoritku.
"Ini den, makanannya. Jangan lupa makan dan minum susu jadi saya tidak akan sakit."
"Ya mbak, terima kasih .." jawabku sambil tersenyum.
"Kalo ya turun dulu yah yah kalau ada, panggil saja aku."
"Ya mbak Yuni si bawel .."
Mbak Yuni keluar dari kamarku. Segera saya ganti baju dengan baju formal di rumah. Nah celana boxer sama seperti pakaian singglet. Makanan yang sudah d antar yuni juga tidak lupa saya makan.
Makanan habis saya mulai istirahat. Tapi mataku masih belum bisa tertidur. Ntah kenapa sejak ngeliat mbak Yuni yang pakai baju kamu bisa lihat aku selalu keberatan dia. Biasanya ia lebih suka mengenakan kaos atau baju ato celana panjang setinggi lutut. Dia mengenakan sepasang celana pendek plus sepasang baju yang bisa Anda lihat. Pamer saja deh banget deh.
Pikiran saya mulai menjadi kotor, saya mulai membayangkan seberapa baik jika saya tidur Ibu Yuni Yuni. Tapi aku juga takut, ntar dia marah dan nadu sama om dan bibi. Bisa ditendang keluar. Tapi yang lain udh tanya dalam ransum cinta dan setan juga membujuk untuk membujuk sehingga bisa masuk akal nidurin mbak Yuni.
Tak lama kemudian lampu neon menyala di atas kepalaku. Bagaimana saya coba minta pijitin sma mbak Yuni. Jika berhasil maka taktik selanjutnya bisa disusul. Emang sih begini cara paling kuno dalam menjebak pembantu, tapi ada apa dengan mencoba.
Aku memulai idenya. Aku pergi ke lantai satu untuk menemui Yuni. Aku mencari kamarnya, tapi Yuni ga ada disana. Aku melihat lagi, mungkin di toilet, tapi juga tidak. Malas mencari saya panggil saja dia. Eh nampaknya dia lagi nonton di ruangan tangah.
"Ada apa?"
"Eh mbak Yuni di cariin ke kamarnya ada di tengah ruangan .."
"Ya, mbak lagi menontonnya, apa yang kamu cari?"
"Ini mbak, tubuh saya capek-capek semua. Tidak bisa mijak ga?"
"Mbak ga bisa meloloskan diri, ntar takut aden jadi vena yang salah? Aden mau di panggil?"
"Mbak aja deh mbak, ntargunya panjangnya. Apalagi sekarang jam berapa."
"Seberapa baik, tapi jika salah satu urat nadi tidak salahin lb .. loo .."
"Ya deh mbak, saya tunggu di kamar dengan baik"
Langkah pertama berhasil, sekarang bagaimana membujuknya sendiri. Aku langsung menuju kamarku. Aku membuka bajuku dan segera aku tengkurep di ranjang. Tak lama kemudian Yuni datang dengan masih mengenakan pakaian yang pernah ada.
"Andra, di sana ada body lotion untuk mijit?"
"Ada tuh mbak di atas meja, ambil saja." Kataku tak lama lagi
"Kalau tidak enak bilang aja yah den."
Saya tidak menjawab. Mbak Yuni duduk di tepi ranjang dan menuang body lotion ke tangannya dan mulai memijat punggungku. Emang sih pijitannya tidak bagus, tapi tidak buruk adalah bisa mengguncang tempat tidur ini.
"Mbak kalo mijitnya susah dari samping, naik aja duduk di belakang mbak, ga ada apa."
"Ahh ga ada sarang. Senang melihat orang."
"Siapa yang akan melihat ya, tepat di rumah ini hanya ada kita berdua, gabakal ada tanah liat, kalau mijitnya kaya gini kan mbak juga itu akan sulit ntar pinggang terkilir lagi."
"Ya deh, maaf, maaf," katanya sopan sambil naik dan duduk di pinggangku.
Saat pijat Yuni Mbak terus berbicara tentang pengalamannya bekerja di rumah ini selama 5 tahun. Ternyata dari cerita mbak Yuni emang masih belia. Umurnya baru 25 tahun. Dia sudah menikah saat usianya 16 tahun dan dia punya anak laki-laki. Ketika usianya 20 tahun ia mulai bekerja di sini bersama bibi, sampai sekarang. Saya berpikir, mungkin inilah saat saya mulai turun dari pertanyaan saya.
"Sekarang umur anak mbak sudah brapa taun ??"
"Sekarang mah 8 tahun kemudian, namanya Rangga."
"Harus ganteng, karena mamanya cantik sekali."
"Ah aden ni bisa aja, dan ada pembantu cantik bersamamu."
"Serius mbak, mbak itu cantik, putih, seksi lagi. Terus terang saya suka gaya ganti mbak kaya gini. Mbak terlihat lebih muda dan lebih segar."
"Ihh aden ngegombalnya sangat cerdas."
"Mbak ga percaya dengan baik, jika saya tidak punya tunangan, saya ingin menjadi pacar saya."
"Ihh sudah ah den. Aden ni ada-ada aja."
Mbak Yuni terus memijat tubuhku. Setelah bagian belakang selesai pijat bergerak ke kaki. Kami terus bercerita dan terus mencuat agar tujuan saya bisa tercapai.
"Mbak, kenapa mbak ga nikah lagi? Bukankah kamu cantik?"
"Ga ah den, belum saatnya rasanya Mbak mau fokos untuk ngebesari anak mbak dulu Mbak mau ngumpulin duit dulu, biar nanti dia kaya orang tuanya .. Mbak mau dia nanti perguruan tinggi kaya maka Andra trus begitu besar orang bisa membiarkan ngebehagiain orang tuanya. "
"Kalau begitu misal kalo mbak lagi kepengan gimana mbak?"
"Tentang apa ini?"
"Ya, itu kepengen. Biasanya kalau orang sudah kawin dan sudah punya anak kecanduan gituan. Emang ya ga kepengen lagi gituan?"
"Ya kepengen den Tapi apa lagi, ya itu harus ditunda."
"Kasian yah mbak, pasti disiksa Tapi kalau ya emang kepengen aku mau bantu ya."
"Ihh aden ya tidak bisa sarang Ntar kemauan orang bisa brabe .. Ehh aden kakinya sudah selesai pijat mbak."
"Ya ga ada yang mbak, bukan disiksa. Bagian depannya juga dong mbak, bagian belakang doang."
Mbak Yuni sepertinya berpikir karena apa yang saya katakan. Saya menoleh ke belakang, terus terang saya cukup terbawa karena pembicaraan sebelumnya, batangku juga mulai berdiri, jelas kabur dari petinju yang saya kenakan. Dan aku sempat melihat Yuni Mbak beberapa kali melihat ke arah selangkanganku.
Sebenarnya ukuran batangku saya tidak begitu lama, hanya rata-rata orang Indonesia, tapi diameter emang agak besar sekitar 5 cm. Dan sekarang Otong agak ngeceng.
Mbak Yuni mulai memijat perut dadaku, dia memijat dari samping. Dan dari sini aku bisa melihat wajahnya yang indah dan belahan dadanya yang gemuk. Selain itu, tangan saya juga menggosok teru dengan paha halus.
"Tuh mbak banget banget banget banget."
"Aden mulai lagi kan, jangan dong dong, m'ak jadi malu."
"Saya serius memang tidak. Seksi lagi, akan beruntung orang yang bisa mbak sebagai istrinya nanti."
Mbak Yuni hanya tersenyum-senyum dengan pujianku. Dia hanya menekan dadaku sampai putingku mengencang. Mungkin dia suka dengan dadaku yang merupakan lapangan karena saya sering angkat beban di tempat saya biasa fitness.
"Mbak, massa dada ku terus berlanjut. Pijit dong yang lain." Kataku protes.
"Maaf, senang mengobrol sampai kamu lupa."
"Ngomong-ngomong susah dipijat dari sana?"
"Ya, tapi mau lebih ginama. Ntar adeknya aden kedudukin sama seperti mbak."
"Ahh ga ada mbak, duduk saja."
"Ga punya sarang, mbak jadi ga ntar bagus."
"Lezat kok mbak, sitin aja" paksa
Mbak Yuni bergerak untuk duduk di pahaku. Kira-kira pas antara adek saya dengan selangkangannya. Wajah Yuni Yuni yang merah mungkin merasa malu dengan situasi kita saat ini. Dengan cara ini payudara mbak Yuni lebih jelas terlihat sangat kontras dengan kemeja hitam yang ia kenakan. Seiring waktu Otong pun terbangun. Aku yakin mbak Yuni merasakannya karena dia justru duduk di atasnya.
Tanganku mulai nakal membelai pahanya Yuni mbak. Tapi tidak ada penolakan dari Mbak Yuni dan nampaknya Yuni Yun juga menikmati siku di pahanya. Tidah itu semua saya mulai gemetar tubuh saya sedikit demi sedikit, sehingga otongku bisa menggosok nonanya mbak Yuni, meski masih dilapisi celana kami. Tapi ada baiknya memikat Yuni mbak.
Wajahnya mulai memerah, napasnya mulai memburu. Aku bisa merasakan napasnya lebih cepat. Saya meningkatkan serangan saya lagi. Tanganku bergerak ke pantatnya dan sedikit aku membujuk. Selain tubuhku yang goyah semakin aku dipecat. Tapi itu terjadi karena goyangan, tangannya yang memijat bahuku malah tergelincir. Dia terhuyung-huyung masuk ke dadaku. Dan lagi ajaib lagi bibirnya Yuni mbak pas mendarat di bibirku.
"Maaf, mbak tergelincir." Wajahnya merah.
"Ga tidak ada yang benar-benar mbak. Kalau bisa tambah ga ga mbak?" Aku pancingan.
"Apa yang Anda tambahkan?"
"Ditambahkan ciumannya. Heheh" aku cengengesan.
"Add aden tambah nakal, sudah tangannya di mana-mana, sekarang malah minta ciuman. Ntar mbak aduin sama lo wanita."
"Jangan dong mbak, maaf deh, saya hanya aja tapi mbak suka?" Jawabku memancing lagi.
Mbak Yuni tidak menjawab pertanyaanku. Meski begitu dia tetap di atas saya. Dengan nafas yang masih diburu menikmati goyangan yang kuberikan padanya.
Mbak Yuni tidak melakukan apapun. Dia masih duduk di atas saya dan dia bertanya pelan untuk menopang tubuhnya di dada saya. Matanya riang, seperti menikmati sesuatu. Goyangan membuatku lebih cepat. Al hasil mbak Yuni mendesah.
Aku bersorak dalam hatiku. Aku berhasil memikat mbak yuni untuk masuk ke jebakanku. Kembali aku memainkan tanganku Tanganku kembali ke pantatnya Yun dan meremas pantatnya saat dia terus menggoyangkannya. Dia tidak lagi memprotes apa yang sedang saya lakukan. Sebaliknya, ia menikmati.
"Bagaimana mbak? Jauh lebih baik?"
Mbak Yuni hanya mengangguk, matanya berkaca-kaca menunjukkan bahwa dia sangat menikmati goyangan saya.
"Mau ga ga lebih baik?"
"Bagaimana?" "Jawabannya dipenggal.
"Kami bermain ya yuk, saya juga ga tahan ya."
"Jangan den, ntar ketangkap orang. Gini kaya gini aja sudah cukup."
"Ga akan ada orang yang tahu selain kalo mbak yang bilang mbak orang lain."
"Tapi mbak takut sarang hamil. Lalu mbak juga takut ntar aden ngadu sama wanita."
"Mbak percayalah deh deh, saya tidak akan memberitahu siapa saja yang berasal mbak juga begitu." Jawab saya sambil berpaling. Sekarang aku di atas Yuni mbak sambil terus mengayunkan selangkangan Yuni Yuni.
Mbak Yuni sangat menikmati apa yang saya lakukan padanya. Sepertinya dia setuju dengan apa yang kuinginkan.
Melihat lampu hijau menyala. Tanganku mulai membelai tubuh Yuni mbak. Bibirku langsung menyambar bibir Yuni mbak dan Yuni mbak juga membalas ciumanku. Tanganku mulai mendaki gunung indah yang selalu menjadi mimpiku. Aku meremas dua tunggangan identik yang benar-benar terasa Yuni ga ga pakai BH di dalamnya. Karena mie mie Yuni terasa keras dan tercetak. Ternyata mbak Yuni punya barang kecil sehingga saya tidak sadar kalau Yuni ga pakai BH.
Serangan saya terus Leher dan belakang telinganya aku cium dan jilat. Mbak Yuni menggeliat tanda gairahnya yang sangat bernafsu. Tangan kupun sudah masuk ke dalam baju yang bisa Anda lihat di gunakan mbak yuni. Ini benar benar. Hal yang paling penting adalah konsekuensinya. Dan pastinya terasa sama seperti Yuni.
Cairan bening yang keluar dari ujung penisku bahkan sudah menembus hingga keluar dari celana boxer yang saya kenakan. Tapi Yuni mak lebih buruk. Celananya sudah basah karena gesekan yang saya berikan, membuat saya lebih bersemangat memukul Yuni mbak.
"Mbak, bajunya buka yah, ayo tambah bagus."
Mbak Yuni hanya mengangguk menjawab pertanyaan yang kuberikan. Tidak lama menunggu baju mbak Yuni sudah dilempar ntah dimana. Perasku semakin kuat, Yuni semakin bergeracau dan mendesah hanya kata-kata lumpur
"Ahhh .. sssshhh ... dan terus di den" yang kudengar dari kemarin.
Kedua puting susu kecil dan bahkan kemudian jangan lupa saya menjilat dan saya hisap. Ini sangat lezat. Remas sambil mengisap susu besar seperti ini. Tidak lupa saya meninggalkan dua tanda pada dua susunya yang memberi makan Yuni Yuni. Tanda-tanda aku tidak pernah menidurinya. Dan pertanda yang selalu saya berikan pada semua payudara yang pernah saya tiriskan. Cerita Seks Dewasa
Kembali pemogokan saya menambahkan. Tanganku menyentuh selangkangan Yuni dan menggosoknya. Merasa tidak nyaman, celana pelorotkan saya beserta celana dalamnya jadi sekarang mbak Yuni telanjang total. Betapa terkutuknya aku melihatnya ternyata Yuni mbak mencukur semua rambut kemaluannya. Vaginanya terlihat bersih dan berkilau karena lendir yang dikeluarkannya.
Sekali lagi aku mengusap tanganku ke bibir vaginanya. Klitorisnyapun tampak bengkak karena nafsu yang penuh gairah. Cairan bening membanjiri lubang mbak Yuni dari surga. Aku menjilat vaginanya mbak Yuni. Namun mbak Yuni menolak. Ia segera menutup vagina mulus yang dimilikinya.
"Lusuh atuh sarang. Waktu kencing aden jilat."
"Bukan apa-apa, Mbak enjoy aja, rasanya enak banget." Aku meyakinkannya.
Aku mengangkat tangan Yuni dari vaginanya dan aku langsung mulai bertempur. Mbak Yuni menambahkan tatapan cabul
"Bagus den .. aden bener, .. sangat bagus ... lanjutkan .. isap itu, .. susah" katanya tidak terdengar. Aku terus menjilati dan aku menyedot lubang surganya.
Jari tengah saya dimasukkan ke dalam lubang vagina untuk membuat caian di dalamnya tumpah keluar. Sepertinya Yuni emang udah lama ga berhubungan dengan pria. Sudah begitu banyak nafsu, pikirku.
Segera aku menjilat vaginanya Yuni mbak, Yuni mendapatkan orgasme pertamanya. Orgasme sangat dasyat, sampai titik tumpah. Segera saya menyedot semua cairan kental keluar tanpa sisa makanan. Tidak lama Yuni menegang karena orgasme. Dia tampak lelah dari orgasme pertamanya.
"Bagaimana mbak ?? Capek yah mbak ??"
"Ya den Mbak so lemes gini Tapi lumayan bagus .. Mbak aden apain adalah untuk mbak kenikmatan gini .. rasanya kaya mbak jadi terbang sarang" nafasnya terpenggal.
"Ga on what-apain benar-benar mbak. Sekarang mari kita istirahat .. ntar aku cinta yang lebih enak."
Mbak Yuni juga ketiduran di kamar saya telanjang. Semprotkan tempat tidur saya basah karena cairan Yuni mbak. Aku membiarkan Yuni mbak istirahat biar Yuni mbak jadi segar lagi.
Aku akan tidur di samping Yuni sambil memeluknya.
Saya ketiduran dulu, dan bangun jam 10 pagi. Untung hari itu saya tidak memiliki jadwal kuliah sehingga saya bisa seharian di rumah.
Saat itu mbak Yuni masih tertidur, nampaknya dia benar-benar lelah tadi malam.
"Mbak .. mbak .. keletihannya sampai tidur nyenyak sampai jam ini."
Aku bangun Yuni mbak dengan memeras dadanya. Namuan dia masih tidur. Dasar mbak Yuni. Orang kaya tidur mati aku katakan di hatiku. Aku mencium bibirnya juga tidak terbangun, bahkan adekku yang terbangun karena ngebangunin Yuni mbak. Mungkin karena tadi malam saya belum ngeluarin stok sperma yang sudah seminggu saya simpan karena ga berhubungan dengan pacar saya.
Vaginanyapun kembali aku gosok dengan tanganku. Tapi mbak Yuni masih belum bangun, tapi akhir-akhir ini saya menggesek vaginanya menjadi lembab dan basah. Napas kembali diburu. Melihat kejadian seperti ini, saya hanya membuka celanaku beserta CD yang saya gunakan, keluar dari sarang dengan permintaan sarapan yang ketat.
Mbak Yuni yang sedang tidur ini saya akan segera genjot ngebanguninnya. Aku membuka lebar selangkangan dan punggungnya aku menjilat lendir yang semakin banyak dan susah membuat lubang coblos Yuni mbak.
Setelah 15 menit saya menjilat, saya langsung mengambil posisi dan melempar kuda untuk menikmati vaginanya mbak Yunus. "Dengan masuknya autong ke dalam vagina Mabak Yuni, maka saya akan berhasil dalam taktik kuno ini" kataku. Yang lain saya gosokkan gesekkan ke vaginanya mbak Yuni biar ada pelicinnya.
Segera saya memasukkan penis saya pelan, agak sulit memang, mungkin karena mbak Yuni sudah lama ga di entot ato karena emang batyang yang dangedean vaginanya mbak Yuni. Setelah mencoba menekan akhirnya penis saya masuk ke vagina mbak Yuni. Tapi dia masih belum bangun. Saya tekan penisku yang keras ke vaginanya mbak Yuni sampai tertancap dan mbak Yuni terbelalak merasakannya. "Aden Andra .. Sakit kok .. kok adeng ga ngomong mau masuk kontolnya?"
"Mbak sih, susah banget bangun aku sudah terbangun tapi masih belum bangun .. ya langsung aja masuk, sudah ga tahan .." jawabku cengengesan.
Saya mulai mengocok penis saya di vaginanya mbak Yuni. Dia masih terlihat meringis dengan rasa sakit yang dirasakannya, tapi seiring waktu deringnya berubah menjadi desahan kesenangan. Bahkan kata-kata kotor mulai keluar dari mulutnya. Tapi kata-kata kotor yang keluar lebih banyak dan membuat saya bersemangat untuk menikmati tubuhnya dan Yuni Yuni dan semakin cepat saya juga menyodok vaginanya mbak Yuni.
Tak lama menggunakan mbak Yuni mbak standar meminta kami untuk berganti posisi. Dia meminta untuk berubah menjadi doggy style. Aku kembali mengguncang Yuni mbak.
"Delicious rich gini den.Lebih kasar Tapi kenapa kontol adih sangat besar sampai rasanyanya tidak muat di memeknya mbak"
"Yang penting bukan cinta ya" jawabku sambil terus mengguncang penisku di memak mbak Yuni. Sighs dan erangan lezat tak henti-hentinya keluar dari mulut mbak Yuni, membuat suasananya menjadi lebih panas.
Lima menit dengan doggy style, mbak yuni lebih liar. Ternyata dia akan mengalami orgasme. Saya merasakan kontraksi otot vagina mbak Yuni lebih cepat, terus memompa lebih cepat hingga akhirnya tubuh mbak Yuni seizure menandakan puncak kenikmatan yang telah datang. Batang penis saya terasa di flush dan dipencet kuat oleh dinding cairan dan vagina Yuni mbak.
"Ahh ... sangat menyenangkan .. Aden benar-benar hebat nunggangi mbak Yuni."
"Heheh .. kuda emang di mbak berkuda?" Aku menjawab lelucon melonggarkan ayunanku.
Sebenarnya saya juga hampir klimaks saat Yuni orgasme mbak tadi. Tapi karena Yuni mbak sudah meminta untuk berhenti, maka semprotan sperma saya tertunda. Beberapa saat mbak Yuni mengambil nafas. Lalu dia memintaku untuk berbalik dan bergegas ke pangkuanku. Penis ereksi saya dimasukkan ke dalam lubang surga. Mudah, lubang basah itu langsung terisi oleh penisku.
Kocok pinggul mbak Yuni mulai mengocok penisku untuk meminta untuk mengeluarkan lava. Lambat dan lemah, tapi pasti goyangannya sudah selesai. Berikan kenikmatan yang berbeda. Semakin lama goyangan semakin kencang. Terkadang naik turun, atau berbalik. Sepertinya mbak Yuni sangat mahir dalam gaya wanita ini.
Saya tidak hanya menerima kesenangan yang diberikan mbak Yuni. Tangan nakal saya taruh langsung di payudara mbak Yuni dan jangan diam saja. Peras dan cubitan yang saya berikan untuk menambah kenikmatan permainan ini. Sesekali saya sempatkan mengisap nipples yang ditempel di depan saya dan tak jarang saya menggigit puting kecilnya.
"Den ,, selamat menggigit den. Ahhh ..." kata yang keluar dari mulutnya. Aku melanjutkan pekerjaanku. Tunangan saya sudah mengoceh jelly di susunya mbak Yuni.
Guncangan Mya yuni sepertinya masuk ke pertahananku. Tak lama kemudian sperma saya akan menyembur dari ujung senapan saya.
"Mbak, .. akk .. akku udah ma .. mau keluar nih mbak .. shshhh."
"Outin di aja denhh ... mbak kurasa juga udah ga lama .."
Mendengar itu saya membalikkan tubuh kembali Yuni dan saya segera memompa vagina keras nikmat itu.
"Ahhh ... saya keluar mbaaaakkk" teriak saya disertai semprotan sperma berat saya di memak mbak Yuni. Dan itu semprotan juga disambut oleh orgasme mbak Yuni kesekian kalinya.
Tubuhku langsung melemas mumak tubuh Yuni. Kami berhenti sejenak. Napas kami tidak teratur dipenggal. Kontolkupun semakin kecil dan kecil di memaknya mbak Yuni. Aku menarik penisku dan aku pergi untuk berbaring di Yuni Mbak.
"Makasi yah mbak. Mbak sudah mau melayani saya."
"Mbak juga sudah lama ngenganot gini kaya Tapi kok aden mau main dengan pembantu mbak kaya Kan kan sendiri memiliki pacar."
"Ya tidak, tidak ada majikan yang bisa bermain dengan pembantunya?"
"Ya ga apa-apa sih den." Jawabannya singkat.
"Ehh mbak, tidak apa-apa tuh saya semprotkan sperma saya di pussy pussy."
"Ndak tidak ada apa-apa. Ntar mbak minum herbal jangan hamil." Katanya sambil tersenyum.
Kami berhenti sejenak. Dan kami tidak merasa seperti jatuh kembali sampai jam tiga. Saat aku bangun mbak Yuni tidak ada disampingku lagi. Mungkin kembali ke kamarnya. Segera saya bangkit dan mencuci keringat dan sperma kering menempel di penis saya.
Setelah mandi, saya langsung mencari Yuni mbak. Aku menemuinya memasak makan siang di dapur. Saat itu ia mengenakan T-shirt dengan celana pendek ¾ celana pendek. Sekali lagi keren sepertinya sangat tidak menyadari kehadiran saya. Tubuh indah mbak Yuni langsung memelukku dari belakang membuatnya kaget.
"Sudah bangun sih .."
"Udah sayang .. mbak, jangan panggil aku aden lagi yah kalau ada bibi dengan keluarganya panggil aden."
"Lalu panggil apa dong dong?"
"Terserah Anda sayang." Aku mencium pipinya.
"Ya deh sayang." Dia membalas
"Sayang, aku bisa minta sesuatu?"
"Tanyakan apa den .. eh sayang?"
"Kalau saya di rumah saja, Anda tidak menggunakan baju yang kaya gini yah."
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
"Mau nude aja aja, sayang banget ya?"
"Kenapa begitu sayang?"
"Ya izinkan saya jika saya mau pergi lagi, saya bisa masuk dimana aja." Saya jawab cengengesan
"Tapi kamu juga karus jadi aku hanya mau."
"Oke" jawabku sebentar.
Segera aku nakal Yuni mbak saat itu juga. Jadi saya. Kami sama seperti nudis di rumah ini.
Sejak saat itu, kita seperti suami istri. Mbak Yuni juga saya perintahkan untuk pindah tidur ke kamarku. Tentu saja jika tidak ada om dan bibi. Dan selama kita berdua di rumah, kita selalu telanjang. Dan kita juga melakukan hubungan dimanapun kita suka.
Di dalam ruangan, dapur, kamar mandi, ruang tamu, bahkan di kolam renang bergaris rumah. Kami melakukannya tanpa kondom. Yuni tidak pernah hamil mbak. Tapi dia menjatuhkannya dan sejak itu dia rajin mengonsumsi pil KB. JANGAN LUPA SHARE YA!!! Domino QQ Agen Domino QQ Bandar Domino Online
0 komentar:
Posting Komentar