Agen Poker Indonesia

CERITA SEKS NIKMAT NGENTOT THREESOME DENGAN ADIK IPARKU DAN ISTRIKU YANG SANGE

CERITA SEKS NIKMAT NGENTOT THREESOME DENGAN ADIK IPARKU DAN ISTRIKU YANG SANGE

CERITA SEKS NIKMAT NGENTOT THREESOME DENGAN ADIK IPARKU DAN ISTRIKU YANG SANGE


Gila Seks Terkini - Cerita dimulai Ketika anak-anak saya kecil, saya sendiri pergi ke rumah orang tua kami. Saat anak saya tumbuh dewasa dan remaja, giliran mereka untuk membawa mobil. Ketika saya pulang ke rumah saya sangat senang bisa melewati jalur selatan yang tidak begitu ramai dan jarang ada selai. Hal yang paling saya sukai adalah saat melewati desa Redjo Legi sebelum memasuki kota Purworejo. Ada paman saya, biasanya saya panggil dengan Pak Lik. Dia adalah sepupu ayahku. Saya sangat mengenalnya karena putra sulung Lik, pernah kuliah di kota saya dan tinggal di rumah orang tua saya.


Jika semester liburan, saya sering mengajaknya kembali ke Redjo Legi untuk mencari belut. Halaman depan rumahnya yang sampai sekarang adalah sawah luas, memberi banyak belut untuk menangkap kita dan kita menggoreng. Nostalgia semacam inilah yang membuat saya selalu meluangkan waktu, mampir ke rumah Pak Lik setiap saya pulang. Tidak ada yang berubah di rumah Mr Lik sejak lama. Rumahnya yang berdinding bambu terasa sangat nyaman. Jenis gedek yang baik itu adalah fungsi sirkulasi udara yang sangat bagus, karena gedeknya retak, karena kusut bambu mungkin tidak sesuai.

Kemudian di pagi hari, sinar matahari akan menembus celah-celah gedek, jadi panasnya cukup untuk membangunkan kita, yang tentu saja masih bermalas-malasan di atas amben. Istilah lokal untuk bantal, terbuat dari bambu. Hanya saja rumah itu sekarang lebih lega karena renovasi dilakukan oleh Pak Lik dan istrinya. Pik Lik meski usianya sudah lebih dari 50 tahun, tepatnya 54 tahun, 10 tahun di atas usia saya dan 18 tahun di atas usia istri saya, dan sehat. Tubuhnya yang enam kaki tampak kokoh, gempal dan penuh. Khas seorang peternak dan guru bela diri

4 tahun yang lalu Ibu Lik meninggal karena sakit jadi sekarang Pak Lik jadi duda. Untuk menunjang kegiatan kesehariannya, Pak Lik dibantu oleh seorang pelayan kecil dari desanya untuk mencuci pakaiannya dan memasak acaranya.

Bila tidak ada lagi yang harus dilakukan, dia kembali ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah Pak Lik. Kedua anaknya sendiri sudah bekerja di kota lain, dan mereka baru pulang saat Idul Fitri datang. Sama seperti tradisi di keluargaku umumnya. Akhirnya Mr. Lik menjadi terbiasa hidup sendiri. Kerabatnya yang lain termasuk saya, sering menasihatinya untuk menikah lagi. Agar seorang wanita yang membuat kopi di pagi hari atau pasangan saat mengunjungi acara keluarga. Tapi sampai sekarang Pak Lik masih belum menemukan kecocokan yang sesuai.

Meski pendidikannya cukup tinggi, ia telah mendapatkan gelar BA atau baccalaureate, kegiatan kesehariannya bertani dan mengajar bela diri untuk anak-anak tetangganya. Dari segi pertanian, ia bekerja di sawah sendiri yang cukup luas. Tahun ini istri saya dan saya terpaksa pulang sendiri bersama. Anak-anak saya memiliki acara sendiri dengan teman-teman mereka yang sulit di pengaruh untuk menemani kita. Baik. Saya tidak suka memaksa mereka. Ketiganya tumbuh dewasa dan harus bisa belajar membuat keputusan sendiri. Menjelang memasuki kota Kroya jam menunjukkan pukul 2 siang saat aku merasa agak demam.

Tubuhku melemah dan kepalaku mulai terasa pusing. Saat dia mengatakan kepadanya untuk tidak terburu-buru kembali, istri saya memberi saya obat dalam bentuk merpati anti-dingin yang selalu dia bawa saat dia bepergian jauh. Setelah saya meminumnya, rasa tubuh saya agak lumayan dan kening saya sedikit berkurang. Tapi tetap saja tidak senyaman saat tubuh benar-benar sehat. Menuju pintu masuk gerbang desa Redjo Legi ke rumahnya Pak Lik, saya merasa sakit saya tak tertahankan lagi. Saya memaksanya perlahan sampai jam 5 sore, mobil saya memasuki halaman biasa Mr Lik, menyambut kami dengan segala kehangatan. Ketika dia tahu aku sakit, dia memanggilku sekelompok lubang di desanya yang mengunyah dan mengikisnya. Kebiasaan orang Jawa saat sakit, tubuhnya tergores dengan koin untuk mengeluarkan angin. Saat penyakit saya juga berkurang, ditemani oleh istri saya, Pak Lik mengantarkan saya ke dokter yang tidak jauh dari rumah. Dalam perjalanan ke sana, tiba-tiba hujan turun deras.

Tidak diragukan lagi ketiga tubuh kita menjadi basah. Untung jarak kita dengan klinik dokter sudah dekat, jadi kita bisa cepat berlindung disana. Tanpa khawatir pakaian kita basah kuyup olehnya. Dari dokter, saya diberi obat dan disuruh beristirahat banyak. Setelah diobati, ternyata hujan masih mengamuk di luar sana. Tunggu lama, Mr Lik menjadi tidak sabar. Dia mengambil inisiatif untuk pulang dulu, berniat menjemput kami di mobilku. Istri saya dan saya sangat keberatan dengan rencana tersebut. Meski klinik dokter tidak begitu jauh dari rumah Mr. Lik, sekitar 5 kilo, kami merasa sangat tidak bahagia. Kami merasa kami mengalami banyak masalah sejak kedatangan kami.

Pak Lik yang terus bersikeras, sampai akhirnya kita menyerah. Aku melihatnya menghilang dengan cemas dalam bercampur takjub. Perasaan khawatir timbul karena saya tidak ingin paman kesukaan saya sakit karena hujan lebat. Sementara kekaguman saya muncul untuk melihat sosoknya saat ini. Kemeja kemejanya, yang direndam oleh hujan, membuat tubuh atletisnya bersih. Saat pandanganku membelok ke samping, aku bisa melihat kekagetan kekaguman yang sama dari wajah istriku. Dik Fitri langsung mengubah arah pandangannya sehingga tahu saya memperhatikannya.

Dalam perjalanan pulang, saya secara tidak sengaja melirik istri saya. Saya perhatikan bahwa wanita tersebut tidak lepas landas dan mengagumi Mr Lik secara rahasia. Apalagi saat menjemput kami, Mr Lik hanya mengenakan kaos singlet tipis dan jeans biru ketat. Seolah-olah dia ingin memamerkan ketiak berbulu, dan tubuhnya yang terpahat sempurna. Segera saya merasa cemburu dan tidak nyaman dengan tingkah laku istri saya ....

Sekembalinya dari dokter, Mr Lik kembali kagum saya atas kebaikannya. Dibantu istri saya, Mr Lik merepotkan dirinya dengan menyediakan makan malam untuk kami bertiga. Saat makan malam kami biasa ngobrol dan main lelucon penuh keintiman, lepaskan kerinduan. Ketika kami bertanya di mana anak-anaknya, dengan senyuman ramahnya yang khas, Mr. Lik menjawab bahwa mereka masih memiliki kota mereka sendiri yang sibuk.

Kesibukan itulah yang membuat mereka tak bisa pulang tahun ini. Setelah makan malam, istriku menyuruhku minum obatnya. Segera saja aku langsung terserang tidur nyenyak. Rupanya dokter telah memberi saya pil tidur beserta obat demamnya. Aku langsung tertidur. Sekitar pukul 10 atau 11 malam, saya tidak begitu yakin, saya terbangun oleh kebisingan amben bambu, disertai suara desahan dan erangan halus di kamar sebelah.

Tidur saya masih sangat kuat. Aku meraba-raba istriku tapi aku tidak menemukannya terbaring di sampingku. Saya menduga mungkin wanita itu sedang buang air besar di kamar mandi belakang. Di rumah Mr Lik, kamarnya tidak dilengkapi lampu. Cahaya di ruangan itu cukup dari dampak lampu besar di ruang tamu.

Ruangan yang bersebelahan dengan ruang tamu, membuat cahayanya bisa menembus ruangan lain di dalam rumah. Suara bunyi gedebuk yang terus mengganggu telingaku, ditambah suara desah dan lonceng yang lebih keras, memaksaku mengintip dari balik dinding di sebelah kananku. Apa yang saya lihat di sana langsung memukul saya. Saya juga menjadi tercengang dan bingung. Kepalaku pusing dari rasa sakit langsung kambuh. Aku kembali ke dalam hatiku dengan deburan cepat. Benarkah sepasang orang yang sibuk gulat setengah bugil itu Pak Lik dan Dik Fitri? Benarkah istri saya memiliki hati untuk mengkhianati saya? Benarkah Mr. Lik yang kebaikannya selalu mengherankan saya, siapa yang selalu menghibur saya saat saya sedih, orang yang mengantarku ke dokter, menginterogasi istriku sekarang?


Wanita yang harus dianggap sama dengan keponakannya juga? Apa kekurangan saya dalam Fitri? Karena kesibukan kerja yang selalu merenggut waktuku, membuat kamu merasa berhak menerima kenikmatan seksual dari orang lain? Termasuk dari paman saya sendiri? Apakah karena itu, karena Anda sering mengeluh tentang saya? Atau Mr Lik yang berusia 4 tahun yang memulai anak muda dulu? Dia menggoda Anda dan Anda tidak bisa menahannya? Pria macho tua seperti pria idealmu? Ah, sejuta pertanyaan yang tidak bisa saya jawab karena menambah sakit kepala saya.

Sementara suara bising dari amben semakin tidak terkendali. Kelenturan keras napas Fitri dan Mr Lik juga terdengar lebih jelas di telingaku.

Saya tidak bisa bangun karena obat yang saya minum tadi bisa membuat saya bergoyang jika tidak ada yang membantu saya. Saya hanya mampu mengintip melalui celah dinding, tidak dapat mencegah tindakan tidak senonoh dari pasangan terkutuk tersebut. Di sana saya melihat Mr Lik asyik mengayunkan cockhead-nya, yang ukurannya membuat saya takjub, masuk ke lubang tahi lalat istri saya. Ia melakukannya sambil mencium bibir Fitri yang penuh nafsu. Kotoran! Kenapa aku takjub dengan pamanku? Kepada orang tua yang telah mengkhianatiku dengan istriku? Tapi saya akui, paman paman saya pasti akan membuat orang yang melihatnya, iri hati ...!

Selain terlihat besar, panjang dan keras, kidool itu dihiasi dengan vena bulan di seluruh kopernya. Kepalanya seperti topi tentara helm dan bentuk melengkung ke atas, membuat coklat cokelat terlihat sempurna di mataku. Sementara saat masih merangkul, tangan Dik Fitri terus memeluk kepala Mr Lik. Wanita malang itu sepertinya berusaha memastikan bibir mereka tetap saling menguntungkan. Campur satu sama lain dan tiriskan. Suara ciuman saat satu bibir terlepas dari bibir satunya terdengar terus-menerus. Di bawah, ayunan koktail Mr Lik yang melonjak semakin dalam ke meki istriku, membuatnya amben menjadi semakin berisik.

"Pak Lik, Pak Lik, enaakk Pak Lik .. teruss Pak Lik .. oocchh .. hhmm .. Pak Lik .."

Duh, erangan Dik Fitri yang begitu menikmati rasa sakit dari nafsu, membuat kepalaku seolah palu. Darah yang naik ke kepalaku membuat putingku semakin mengintensifkan. Sementara di ruangan sana, desahan Pak Lik tak kalah hebatnya. Sebagai pria sehat yang telah berusia muda 4 tahun, tentu saja libidonya sangat menumpuk. Bukan tidak mungkin dia pelakunya. Dia menggoda istriku karena dia tahu aku tidak akan terbangun dengan mudah karena obat demam yang menelan ini.

"Ssshhh ... oohhh ... oohh ... enakkee, kubahmu Dikkhh ..." kata Mr Lik.

"Aahh ... sshhh ... yaahh ... lanjutkan ... Sir Likkk !! lagihhh ... ooohh .. oohhh ... lebih ... keraasshhh ...." jawab istriku.

Kulihat payudara istriku yang besar dan matang, dengan pentil tegaknya, dari bajunya. Pasti sudah menjadi kenakalan Pak Lik sebelumnya. Dia berdarah keluar untuk dilumuri, disedot, dan diremas. Pentil susu istri saya pasti sudah basah oleh air liur pamanku. Ketukan istriku terlihat sangat sensual saat dia meraih kepala Mr. Lik dan membungkus rambutnya. Ketiak pasti merasakan jilat lidah paman saya, yang secara aktif bergerak untuk menyebarkan bantuan. Sekali lagi saya ambruk ke amben saya. Sakit kepala di kepala saya sangat menyakitkan. Tanganku mencoba memijat kepalaku sendiri untuk mengurangi rasa sakit. Tapi setiap kali saya mendengar suara erotis dari pasangan nakal itu, saya tergoda untuk kembali mengintip ke samping saya. Saya melihat koktail Pak Lik terasa semakin ramai melalui meki Dik Fitri.

Dia menarik keluar dengan tenang sambil mendesah berat dan mengerang kenikmatan Dik Fitri, lalu mendorongnya kembali dengan desahan yang berulang. Dia melakukannya lagi dan lagi, desahan kenikmatan dari keduanya juga terdengar berulang. Lalu aku melihat tusukan pisau Pak Lik semakin cepat. Mungkin iritasi mereka menjadi semakin intens. Tak lama saya melihat Pak Lik tidak lagi menggumamkan bibir Dik Fitri.

Dia turun dari amben dan menarik pinggul istriku ke ujung ambennya. Lalu dia mengangkat salah satu kaki istriku untuk menyentuh bahunya yang lebar. Dengan cara itu sepertinya Pak Lik ingin lebih dalam menikam kidungnya ke dikek Fitri meki. Alhasil, nikmatnya tidak bermain di istri saya. Dia meremas susu sendiri. Kepalanya dengan rambut acak-acakan, terus bergoyang ke kanan dan ke kiri, menahan kegembiraan yang tak terbatas. Melihat hatiku semakin panas. Mereka benar-benar biadab. Mereka sudah tidak lagi menghitung saya, suami sah dan keponakannya yang sekarang berada di kamar sebelah, terbaring karena rasa sakit yang membuat saya merasa hampir mati.


Tiba-tiba sekilas pikiran mendarat di kepalaku. Oh begitu rupanya ... .. saya mengerti sekarang penyebab kejadian terkutuk ini. Sebelum kita makan malam bersama tadi, kita punya baju hamil dulu. Berbeda dengan saya yang langsung mengganti baju basah saya dengan baju cadangan, istri saya sempat mandi. Nah di rumah Mr Lik, letak kamar mandi di dekat dapur, hanya sebatas ruang multi fungsi. Saat istriku pergi untuk mandi, Mr Lik sedang di dapur untuk menyiapkan makan malam. Saya pikir mungkin ini adalah awal dari acara. Istri saya yang sangat menyukai Pak Lik, sengaja mandi tanpa mengunci pintu dengan kencang.

Tentu untuk pria lama seperti Pak Lik, umpan Pak Fitri seperti rejeki nomplok. Paman saya mungkin mengambil kesempatan untuk mengintip istri saya untuk mandi dengan bebas. Saat aku mengintip ke belakang, keduanya telah berganti posisi. Kali ini pamanku terbaring di belakang lagi, sementara istriku berada di puncak tubuhnya, asyik dengan naiknya. Mr Lik tampak asyik dalam mempersiapkan pantat Dik Fitri, sementara istri saya sibuk bergerak naik turun saat dia memeluk payudaranya sendiri.

Tak lama kemudian gerakan mereka mulai berubah lagi. Keduanya bergerak liar. Masih bersama istri saya mengendarai tubuhnya, paman saya bangkit dan langsung mengubur wajahnya di gunung kembar istri saya. Di sana ia sibuk menyusu di dada istriku secara bergantian, kanan dan kiri. Mendapat serangan gila, istriku tampak lebih histeris. Desahan kerasnya semakin keras, membuat siapa pun yang mendengarnya, menjadi sangat terangsang. Sementara di bawah sana, kadet pamanku tampak lebih berkilau. Bersama lendir lendir istri saya, katolik itu masuk dan keluar dari kekurangan Dik Fitri dengan cepat, membuat suara nyaring keras terdengar lebih nyaring.

Keduanya sudah telanjang sekarang. Tidak ada lagi kemeja putih yang melilit tubuh pamanku, menunjukkan pemandangan tubuh berotot dan berotot seorang pria setengah abad, berkilau karena keringatnya. Begitu juga kemeja tank top dan celana dalam dari Dik Fitri yang telah terbungkus salah satu kakinya, tidak ada dimana-mana. Membuat alur di tubuh sintal terlihat lebih jelas.

Sekarang keduanya terlihat sangat seksi dan ... sangat harmonis! Sesuatu yang aku benci mengakuinya !!! Sambil menancapkan paman paman saya ke meki istri saya, paha dengan paha, desahan tangan Mr Lik yang berat dan dengusan lezat tidak keluar. Dik Fitri, simfoni erotis yang terdengar begitu indah di malam yang dingin dan sepi ini. Jika pembayar pajak Pak Lik terlihat cepat, sekarang saya melihat gerakan berayunnya semakin melambat. Rupanya pamanku sedang berlatih teknik cintanya yang baru. Kira-kira tiga atau empat pound biasa, dia membuat satu pukulan keras dan kuat. Rupanya dia mencoba untuk mendapatkan intoleransi lebih dalam ke meki istri saya. Pernah dia melakukannya berkali-kali. Tentu istriku sudah histeris.

Istri saya sepertinya kalah kalah dengan Mr Lik. Memeluk paman pamanku yang kuat, dia memutar pinggulnya dengan liar, memainkan simpul pria tua yang telah secara aktif memompa tahi lalatnya. Paha keras paman saya terdengar lebih keras dan tidak memutuskan untuk merasakan pantat dan pinggul yang nakal dari Fitri saat memainkan "tongkat tongkatnya". Ugly Dik Fitri, teknik seperti itu dia tidak pernah berlatih pada saya saat kita bercinta. Betapa iblis wanita itu !!! Saya menyaksikan saat ini, mereka benar-benar melupakan diri mereka sendiri. Kesenangan nafsu telah melemparkan mereka ke dalam sifat hewani yang tidak lagi menyadari rasa malu, malu, belas kasih, hormat dan bermartabat. Mereka telah dibakar oleh nafsu yang penuh gairah. Menjadi budak nafsu setan yang bergetar di dalam diri mereka. Aku terbatuk dan sakit.

Sakit kepala segera mengintensifkan. Sementara kekacauan itu penuh dengan nikmat dari kedua mulut, kedengarannya tidak fokus dan semakin keras. Dengan suara saya sengaja kukeraskan saya menarik dahak saya ke ember yang telah disediakan, diikuti dengan muntah dengan benar. Aku berharap dengan tindakanku semuanya akan berhenti. Mereka akan segera membantu saya.


Tapi sebaliknya terjadi. Suara amben terdengar semakin ribut. Jadi sekarang ada dua sumber kebisingan di rumah ini. Suara manusia tergeletak di ruangan ini dan suara erotis sepasang manusia, mengejar setan di dalam ruangan. Saya tahu mereka dalam keadaan bertanggung jawab. Puncak kesenangan sudah dekat dan nafsu memuntahkan semuanya ada di mahkota. Mereka pasti berpikir, biarkan aku menunggu disini. Meninggalkan saya sendiri dengan kegelisahan, pusing, sakit hati campuran dari dikhianati. Edannya, segera saya terpengaruh oleh mereka. K0ntol berdiameter panjangku hanya setengah dari koktail Mr Lik yang terbangun dari tidurnya. Meski sakit kepala di kepala saya masih mengintensifkan, kintol saya berdiri tegak, terangsang oleh desahan erotis yang mempesona dari kamar sebelah. Saya berusaha mati-matian untuk meredam koktail pengetuk saya karena suara erotis, sebelum akhirnya saya tergoda untuk mengintip kembali.

Saya ingin tahu sejauh mana paman saya mampu memuaskan Dik Fitri, wanita yang sangat bernafsu nafsu birahi. Sekembalinya saya mengintip, keduanya siap untuk mengubah posisi lagi. Rangsangan gairah seksual yang gairah membuat stamina mereka nampak tak terbatas. Masih bersama pamanku terbaring di atas amben, istriku berputar. Kepalanya mengarah ke selangkangan Mr Lik, sementara selangkangannya menunjuk ke kepala paman saya. Oooo ... rupanya mereka ingin menjilat ayam kemaluan masing-masing, posisi 69 ... Kembali mendesah berat dan erangan kesenangan terdengar saling berteriak. Wajah Dik Fitri tampak tenggelam di antara selangkangan paman saya dan sebaliknya. Dalam posisi ini mereka terlihat saling bersaing untuk memberi kepuasan dalam menikmati alat kelamin pasangannya. Mengisap, menjilati dan mengisap tangan istri saya di cathnt paman saya bertabrakan dengan cepat dengan menjilati, mengisap, dan menyodorkan jari tangan Tuan Lik ke dalam manti Dik Fitri .... Posisi cabul yang baru membuat hati saya menjadi panas.

Dik Fitri selalu menolak perintah saya untuk menyedot anak saya dengan berbagai alasan. Alih-alih paman saya, dia melakukannya dengan senang hati. Lihatlah itu ... betapa kuatnya dia berlari ke bar yang kaku dan kokoh milik pamanku dengan lidahnya ... Betapa tekunnya dia mengisap 'tentara helm' ... Betapa dia mengisap dengan hisap 'kantong Pak Lik '... Seberapa besar wajahnya benar-benar menikmati aktivitas cabulnya ... Sebaliknya Mr. Lik sepertinya ingin kalah. Dia tidak hanya menjilat, mengisap dan menusukkan jarinya ke lubang meki istriku saja.

Mr Lik juga menjilat anal dubur istri saya sementara sesekali jari-jarinya yang kasar menusuk lubangnya. Membuat erangan bagus dari keduanya, terdengar lebih keras sebagai jawaban. Sekali lagi saya hanya bisa mengutuk dan mengutuk faktanya. Betapa pasangan yang buruk! Adegan seru tidak berlangsung lama. Begitu mereka merasa puas, mereka mengubah posisi lagi. Masih di atas amben, keduanya langsung memposisikan diri. Segera mereka kembali bergoyang-goyang. Mereka bercinta dengan gaya anjing di ruangan itu. Bukan lagi lubang meki istriku lagi yang menjadi sasaran keganasan ayam Pak Lik, tapi lubang anus Dik Fitri Kul Dik Dik Fitri nampaknya termehek-mehek. Rasakan seberapa bagus lubang anus itu, diisi dengan koolol besar itu. Ada sedikit bayangan rasa sakit di wajahnya yang indah, tapi wanita jahat itu benar-benar mendorong Mr. Lik untuk menjadi lebih liar dalam memompa anusnya ...

"Aaahhhsss ... aahhhsss .... aaahhhsss ... Teeerrruussshhh ... Paakkk Liiik ... Eennnaaakkkhhhh ..." '' Hhohohhhh ... hhhooohhhh ... Diiikkksss .... Diikkksss ... apaanyaahhh .. yaanngghh ... hhhooohhh ... ooohhh ... Ennaaakkkhhh ...? "Paman paman saya." Ittuuhhh ... ooohhh .... aaahhhsss ... kooonnntttooolll ... Paakkkhhh ... Liiikkkhhhsss ... Eennnaaakkhhh ... "kata Dik Fitri.

"Mmaassaaahhh sssiiihhh caannnttiikkkhhh ... Ennnaaakkkhhh ... aahhh ... betuuulllsss ... ennnaaakkkhhh ... kontoolllsshhhkkuuu ... iiinnniiihhhh?" Mr Lik mengatakan dengan terus menyodok istri isus anus tanpa ampun.

"Aaahhhsss ... ooohhh ... aaahhhsss ... bbbeeennnaaarrrkkkhhh ... aaakkkhhh ... aaahhh ... Eennnaaakkkhhh .... sssuumpppaaahhh ..." jawab istriku dengan matanya yang mudah mengunyah.


Saya akui lubang anus masih perawan, karena Dik Fitri selalu menolak jika anusnya dientot oleh saya. Bajingan itu !!! Itulah satu-satunya ungkapan yang mewakili iritasi saya saat ini terhadap Dik Fitri .... Gerak dan ayunan pasangan yang kejam sampai pada puncaknya dalam posisi ini. Demikian juga ungkapan di wajah mereka. Wajah wajah Pak Lik terlihat cantik dan wajah Fitri menjadi jelas. Keluh kesah paman saya berteriak-teriak dengan erangan histeris istriku, merasakan kenikmatan seks anal. Rambut Fitri yang indah dibuat menjadi kekang oleh tangan kanan Mr. Lik. Sementara tangan kirinya, pegang pinggul istri saya sambil aktif menyeret lubang dengan jarinya mekinya. Sementara kedua tangan istriku mencengkeram tepi amben dengan kencang.

"Pppaakkk ... Liiikkkhhh ... ooohhh ... terusshhh ... Paakkk ... eennnaaakkk ... Paaakkkk ..." "Ooohhh ... Dddiiikkk ... Ooohhh ... ooohhhh ... aaannnuuusss .. mmmuuhhh ... eeennnaaakkk ... banggeeetttt ... "" Ooohhh ... terussshhh ... aaahhh ... terussshhh ... Paaakkk ... Leebiiihhh ... Keraassshhh ... Aaahhhh ... Aaahhh .. Laaggiiihhhh .... "

Saat ejakulasi mereka akhirnya hadir, suara di rumah ini benar-benar berisik. Saya yang muntah tanpa henti dengan suaraku seperti babi potong yang dicampur dengan suara histeris Mr Lik dengan Dik Fitri, meraih orgasme mereka secara beruntun, mengakhiri ejakulasi yang terjadi hampir bersamaan. Sesaat suara amben masih terdengar ribut hingga mereda dan sepi, berubah dengan suara ciuman bibir, suara pujian saling memuji, dan suara mengi. Sementara di sisi ini saya masih mengeluarkan suara dari batuk saya disertai dengan rasa muntah yang keluar dari tenggorokan saya. Segera istri saya muncul di pintu. Dia memegang kepalaku.

'Ah, berapa mas panasnya, obatnya diambil lagi?' Dia berkata.

Lalu dengan tangan yang kuat meraih kepalaku dan memaksakan cairan itu ke dalam mulutku. Saya terlalu lemah untuk menolak. Saat jari-jarinya menekan hidung saya, saya mengalami kesulitan bernafas, terpaksa menelan semua obat yang dia masukkan ke rongga mulut saya. Lalu dia menyuruhku minum air hangat.

Sebelum airnya habis aku kembali tertidur. Praktis saya tidak punya alibi untuk apa yang terjadi selanjutnya di rumah sampai 6 jam kemudian saat saya bangun tidur. Pukul 9 pagi keesokan paginya aku terbangun dengan lemah. Hal pertama yang saya lihat adalah dinding tempat saya mengintai perselingkuhan istri saya dengan Pak Lik. Aku marah pada tembok itu. Mengapa begitu banyak lubang sehingga saya bisa mengintip. Saya juga marah kepada diri sendiri, mengapa saya sakit masih-masih tergoda untuk mengintip ke dinding. Menyaksikan istri saya yang asyik dengan nikmat, digojlok secara brutal oleh paman saya. Tapi saat saya ingin berteriak karena mengingat kejadian tadi malam, Dik Fitri muncul di pintu ruangan. Matanya sangat lembut dan penuh perhatian. Dia datang dan duduk di tempatku. Dia mengubah kompres di kepala saya dengan sapaan tangan lembut saat dia berkata, "Mas Wahyu (seperti yang dia panggil saya) sepanjang malam mengigau, panasnya tinggi Saya ketakutan dan khawatir Mr Lik menyuruh saya untuk mengambil air dan kain untuk memampatkan kepala Wahyu Mas "Mendengar mulutnya memanggil 'Pak Lik' Saya ingat persis nada dan pengucapan yang sama seperti saat dia asyik bergaul dengan paman saya tadi malam, darah saya langsung mendidih. Tanganku langsung membungkam blusnya.


Aku ingin menampar wajahnya yang cantik. Tapi senyumnya yang tenang kembali ke bibirnya. "Hah, apa lagi mas, apa lagi yang dirasakan, sayang?" Dia berkata pelan tanpa prasangka atas perlakuan kasusan saya hanya menatapku dengan ekspresi wajahnya yang anehnya terlihat bersih murni. Darah mendidihku segera mereda. Aku tidak bisa menahan kelembutan sikap dan senyumnya yang menawan. Saya bertanya di mana Mr Lik sekarang, dengan bola mata yang bersinar Dik Fitri menjawab paman saya berada di sawahnya. Hari ini giliran dia untuk membuka tanggul agar air sungai mengalir ke sawah. Dia juga menyuruh saya untuk beristirahat lebih dulu. Dia sudah menelepon orang tua di Yogya dari HP saya, mengatakan bahwa saya sakit dan akan beristirahat di Redjo Legi selama 3 hari berikutnya. Ternyata demam saya sangat parah sehingga saya harus dirawat di Redjo Legi selama 3 hari penuh. Lalu dia pergi dan kembali membawa sepiring oatmeal, saya memberinya makan. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Apakah panas tubuhku begitu hebat, apakah itu membawa saya ke ranah mimpi?

Sejauh yang saya percayakan sepanjang malam seperti yang dikatakan istri saya, atau apakah perselingkuhan Mr Lik dengan istri saya benar-benar menjadi kenyataan? Kembali kepalaku berputar-putar. Istri saya lagi menusuk saya dengan obat yang dia bawa. Saya juga tertidur lagi. Sebelum saya tertidur, istri saya dengan penuh kasih sayang memeluk kepalaku. Dia membelai kepalaku saat memegangnya di dekat dadanya. Pada saat itu saya merasakan semburat aroma lembut menabrak hidung saya. Aroma yang sudah dikenal, aroma air liur dan sperma pria yang sudah kering. Bau itu keluar dari payudaranya dan bagian tubuhnya yang lain.

Obat tidur saya tidak memberi saya waktu untuk melanjutkan lebih lama. Aku tertidur lagi. Kemudian selama tiga hari berikutnya, setiap malam saya selalu tertidur, tidak tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka, Pak Lik dan Dik Fitri, untuk sisa hari-hari itu. Ketika saya mengucapkan selamat tinggal, saya tidak melihat tanda-tanda yang mencurigakan dari wajah mereka saat mereka mengucapkan selamat tinggal. Keduanya berpisah dengan benar. Sampai saat ini, 6 bulan setelah kejadian, saya masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah itu fantasi belaka atau apakah itu benar-benar terjadi?

Saya tidak memiliki alibi untuk mempertanyakan keinginan saya kepada istri saya. Juga tidak memiliki keberanian untuk itu. Saya sangat khawatir kehilangan dia. Yang bisa dan harus saya lakukan adalah memilih rute utara yang padat saat saya pulang ke rumah. Dan seterusnya. Tapi yang pasti, jika dugaan saya benar istri saya dan Tuan Lik ditipu, saya yakin keduanya tidak akan berhenti sampai disitu. Perselingkuhan pasti akan berlanjut, entah sampai saat itu. JANGAN LUPA SHARE YA!!! Domino QQ Agen Domino QQ Bandar Domino Online




Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar